Nah, diantara faktor penyebabnya itu karena suara paduan vokalisnya yang bagus-bagus, vokalisnya beuh edan, mulai dari suaranya yang merdu, fasih dari segi makhorijul huruf & tajwidnya, paham ilmu arudh (bahar, wazan, lagu & nadanya), juga tidak lain karena iringan hadrohnya yang rapih dan pakai rumus.
Nah - nah, disini saya akan sedikit berbagi ilmu rumus dasar hadroh yang saya dapat dari guru saya. Saya dapet rumus hadroh ini sudah sejak 12 tahun silam. Yoi, saya belajar hadroh pada tahun 2010 silam, dan alhamdulillah sampe sekarang masih terekam jelas di kepala.
Oke-oke, ga usah kelamaan. Ini nih rumusnya, pada gambar di bawah :
Sumber rumus : Ust. Muhisam Cilacap - yang sudah melestarikan hadroh sejak tahun 90'an bersama kakaknya Ust. Mahrur. Di zaman awal-awal beliau trukah, beliau pernah merasakan yang namanya membawa alat hadroh dengan rombong di sepeda ontel (rombong : tas obrok zaman dahulu yang terbuat dari anyaman bambu, biasa di cantelkan di boncengan sepeda wangkring/jengki.
Nah, di lingkungan kami rumus dasar hadroh lebih dikenal dengan istilah rumus satu/rumus A, dan rumus dua/rumus B, bukan rumus lanangan/wedokan.
Mungkin itu saja yang bisa ingsun bagikan, apabila ada banyak kekurangan mohon dimaafkan nggeh??? Matur nuwun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkomentar dan membaca tulisan kami, semoga bermanfaat.